Keberhasilan sebuah proyek pasti membutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Seorang manajer proyek dituntu untuk memastikan sebuah proyek telah berjalan sesuai rencana dan tidak melebar ke arah yang salah. Tetapi sampai saat ini ternyata masih banyak proyek gagal atau terlambat yang mana hal tersebut akan memakan biaya yang tidak sedikit. Kesia-siaan menjadi hasil favorit para manajer proyek yang kerap mengalami keterlambatan proyek atau kegagalan proyek. Disini penulis (ane ivan Christiono Suharnoko) ingin men-share sedikit pengetahuan yang didapat dari hasil surfing internet, makalah, dll terkait dengan penyebab keterlambatan dan kegagalan proyek.. so, sedot it ^_^
1.
Kurangnya
pemantauan
Pelaksanaan
proyek biasanya tidak dipantau dengan baik. Ini memungkinkan proyek tidak berjalan sesuai rencana semula. Pemantauan
sangat penting untuk mengukur kemajuan sampai dimana proyek tersebut
dikerjakan.
2.
Komunikasi
yang lemah
Pelaksanaan
proyek tanpa ada komunikasi yang kuat akan menyebakan proyek bisa salah dalam
pengerjaannya. Misalnya project manager ingin programmer berkoordinasi dengan
analis sistem untuk penggarapan suatu modul aplikasi. Pada kondisi ini
programmer tidak sering melakukan koordinasi dengan analis. Programmer
mengerjakannya sesuai dengan desain yang telah dikeluarkan oleh analis di
awal-awal masa proyek, tanpa bertanya sedikitpun pada analis tentang desain
sistem yang dibuatnya pada saat penggarapannya.
3.
Keterlambatan
tenaga kerja
Keterlambatan
tenaga kerja dalam menyelesaikan proyek adalah
salah satu faktor yang menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek.
Sudah tugas project manager untuk selalu mengingatkan setiap bawahannya untuk
bekerja dengan tepat waktu. Contohnya seorang programmer, jika deadline
aplikasi sudah ditetapkan oleh project manager, sudah kewajiban programmer
untuk menyelesaikannya tepat waktu. Malah lebih baik diselesaikan sebelum
deadline supaya jika ada error ata kesalahan pemrograman maka aplikasi masih
bisa diperbaiki.
4.
Anggaran
yang tidak kunjung cair
Pada
pelaksanaan proyek, anggaran sudah ditetapkan untuk berbagai macam kebutuhan
pada proyek tersebut. Jika anggaran tersebut tidak cair, maka akan menghambat
proses pengerjaan proyek. Jika proyek sudah terhambat, maka proyek akan selesai
lebih lama dan proyek menjadi terlambat.
5.
Skill
yang kurang memadai (inkompetensi teknologi)
Dalam membangun sebuah sistem informasi
tentunya dibutuhkan skill yang memadai. Ambil contoh misalnya dalam membuat
sistem informasi sekolah berbasis web. Jika kemampuan developer tidak memadai,
maka bisa saja proses pembangunan sistem akan terhambat atau tidak sesuai
kriteria yang diinginkan oleh pemilik sistem. Kompleksitas sistem bukanlah
merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi hambatan jika tidak
didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal
ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi
informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada
orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan
ketika sistem tersebut telah diterapkan.
6.
Manajemen
yang Buruk
Kesuksesan pengembangan sistem informasi
tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga
manusia sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar dan Hopwood (1995) dalam
Murdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem
komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan
perilaku dan organisasional. Sekitar 30% kegagalan pengembangan sistem
informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Tidak
dapat dielakkan lagi bahwa manajemen yang buruk adalah salah satu faktor
penyebab kegagalan proyek sistem informasi. Manajemen adalah hal penting yang
harus ada dan dilaksanakan sebaik mungkin demi keberhasilan pembangunan sistem.
Memperbaiki manajemen yang buruk adalah salah satu cara untuk menjamin
keberlangsungan proyek. Dengan manajemen yang baik, maka kebutuhan di dalam
proyek akan tercukupi.
7.
Perencanaan
yang tidak memadai
Perencanaan merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam berbagai aspek, oleh karna ini perencanaan yang memadai
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya
penerapan sistem informasi. Jika suatu pengembangan dan penerapan sistem
informasi tidak didukung dengan perencanaan yang memadai, maka dapat
menyebabkan tidak terpenuhinya keinginan dan kepentingan berbagai pihak di
perusahaan. Tanpa adanya perancanaan yang matang penerapan sistem informasi
dapat menjadi hal yang sia-sia. Pada
kenyataannya sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif
terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan
dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk
mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang
akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Oleh karena itu,
pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi
yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang
dikembangkan.
8.
Kurangnya
dukungan dari pihak manajemen eksekutif
Semua keputusan pada suatu perusahaan
berada pada pihak manajemen, jika pihak manajemen memberikan dukungan penuh
pada suatu proyek sistem informasi maka hal tersebut akan memberikan dampak
positif pada pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah
dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup
dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Jika pihak manajeman
kurang memberikan dukungan, maka dapat mengakibatkan penerapan sistem informasi
perusahaan menjadi sia-sia, karena akan menyebabkan banyak hambatan dalam
prosesnya. Dengan adanya sistem informasi akan menyebabkan perubahan pada
pengorganisasian pada perusahaan tersebut, jika penerapan sistem informasi
tidak mendapatkan dukungan penuh, akan menyebabkan ketidakpastian dan ancaman
bagi posisi dan peran para pegawainya, hal ini pun akan dapat menyebabkan
kegagalan dalam penerapan sistem informasi. Oleh karna itu dukungan penuh dari
pihak manajemen sangat lah penting dalam menentukan keberhasilan sistem
informasi dalam perusahaan.
9.
Kesenjangan
komunikasi antara pengguna (end user) dengan perancang sistem informasi
Sikap positif dalam bentuk dukungan dan
kompetensi dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi
merupakan faktor sikap yang menguntungkan dan sangat penting bagi berhasilnya
penerapan sistem informasi. Sikap tersebut akan menentukan tindakan, dan
berkaitan dengan tingkat penggunaan serta kepuasan terhadap sistem tersebut.
Melibatkan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi adalah salah satu
alternatif yang tepat untuk mendukung keberhasilan sistem informasi pada
perusahaan. Pengguna akan memiliki kempatan untuk dapat mendisain sistem
tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengontrol hasilnya. Adanya kesenjangan komunikasi antara pengguna dan
perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem
informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan
prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara
pengguna dan desainer SIM.
10. Harapan dan Tujuan yang kurang
jelas
Selain berbagai hal diatas, penyebab
kegagalan lainnya adalah bahwa terkadang perusahaan tidak memiliki harapan dan
tujuan yang jelas dari penerapan sistem informasi, hanya sekedar mengikuti
perkembangan zaman atau untuk mengikuti tren penggunaan teknologi sistem
informasi. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu
apa yang ingin dicapai dan usaha yang gigih dalam meraihnya, sehingga
efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
11. Kurangnya Komitmen
Komitmen yang kurang di dalam
mengerjakan proyek dapat menyebabkan pembangunan proyek menjadi terhambat
bahkan mengalami kegagalan. Komitmen ini bukan hanya dimiliki oleh developer,
tetapi harus dimiliki oleh setiap pihak yang berkaitan dengan sistem yang akan
dibuat.
12. Mengambil Jalan Pintas
Dalam membangun sebuah sistem banyak
jalan pintas yang dapat diambil. Misalnya saja, seorang developer pernah
membangun sistem yang mirip dengan sistem yang dibangunnya sekarang. Untuk
mempersingkat waktu maka ia menggunakan sistem yang dahulu pernah ia selesaikan
untuk diterapkan di sistem yang saat ini dia kerjakan. Hal semacam ini dapat
berakibat fatal jika dilakukan dengan sembrono, karena belum tentu sistem yang
telah dibuat sebelumnya sama dengan sistem yang akan dibangun saat ini.
13. Terlalu Optimis
Optimis adalah hal yang penting, tetapi sikap terlalu
optimis dapat membuat kita lupa akan tanggung jawab yang harus dilaksanakan
berkaitan dengan proyek sistem informasi yang sedang dibangun. Batasilah sikap
terlalu optimis ini karena kita harus selalu siaga terhadap keadaan di
lingkungan sekitar yang mungkin saja berpengaruh terhadap pembangunan sistem.
Sumber :
Prayogi, Juniar, (2013), “Faktor
Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Sistem Informasi Manajemen Dalam
Penerapannya Di Suatu Organisasi”. [Online]. Makalah Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB,
Bogor. Tersedia : http://juniar46e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/12/Faktor-Penyebab-Keberhasilan-dan-Kegagalan-Sistem-Informasi-Manajemen2.pdf
(26
Februari 2014)
Budisuanda, (2011), “25 Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek”
[Online]. Tersedia : http://manajemenproyekindonesia.com/?p=389 (26 Februari 2014)
Budisuanda,
(2011), “Strategi Mengatasi Kontrak yang
(terlanjur) Bermasalah” [Online]. Tersedia : http://manajemenproyekindonesia.com/?p=601 (26 Februari 2014)